Hari ke-1
Banyak sekali sekolah yang mengikuti CCB ini. Peserta paling jauh adalah dari Kuningan. Seleksi CCB dimulai, Saya dan rekan se-tim mengerjakan soal seleksi bersama-sama, kami mengutamakan kerja sama dan saling percaya sebagai modal awal. Entah berapa lama kami mengerjakan soal itu akhirnya selesai juga. Kami tinggal menunggu hasil. Optimis itu pasti dan harus, tapi kami pun siap dengan hasil yang buruk sekali pun. Alhamdulillah, ternyata tim saya masuk ke babak selanjutnya. Kami menduduki peringkat ke-5 atau ke-6 tidak tahu tepatnya, tapi yang jelas kami lolos. Tim A menduduki peringkat ke-2, sementara tim C ternyata tidak lolos ke babak selanjutnya. Sedih melihat rekan kami harus gugur, tapi saya yakin akan ada cerita yang lebih indah untuk mereka pada waktu yang tepat. Keep fighting kawan !!!.
Hari ke-2
Sebenarnya tim saya bertanding di pool 4 (baca:terakhir), tapi karena tim A bertanding di pool 1 kami pun datang pagi-pagi untuk memberikan semangat kepada mereka. Tim A sudah dipastikan masuk semi final, sementara tim saya masih menggantung. Alhamdulillah, dengan perlahan tapi pasti, tim saya pun menyusul tim A masuk ke babak semi final. Itu artinya tantangan lebih berat lagi.
Hari ke-3
Inilah hari terakhir yang menentukan. Tim A kembali bertanding pertama, karena Ibu guru pembina kami semuanya sedang mengawas pra-UN jadi tidak ada pengamat dari sekolah kami, sehingga M. Najmi menjadi pengamat. Tim A sudah lega karena mereka sudah pasti masuk ke babak final. Ketika kami akan bertanding, semua anggota tim A tidak ada. Kami kebingungan siapa yang menjadi pengamat saat kami bertanding. Saya menyuruh Siti Maryam untuk mengsms Ari Gustian supaya cepat datang. Setelah sms terkirim, Siti Maryam baru sadar bahwa sms yang dia kirim salah alamat, dia malah mengirim sms itu ke Ari Hidriansyah (baca:salova). Kocak. Pasti Salova kebingungan ketika mendapat sms dari Siti Maryam. Alhamdulillah, kami masuk ke babak final juga. Di babak final saya dan rekan se-tim harus melawan rekan tim se-sekolah dan tim SMA Negeri 1 Garut. Memang berat apalagi lawan-lawan kami adalah orang-orang yang sudah berpengalaman mengikuti kompetisi serupa.
Pengalaman memang faktor yang kuat, SMA Negeri 1 Garut keluar sebagai juara 1 dan juara 2. Tim A sebagai juara 3 dan saya dan rekan se-tim mendapatkan juara harapan.
Juara harapan, mungkin tidak terlalu bagus. Tapi untuk langkah awal saya rasa bukan prestasi yang buruk. Karena semua itu ada proses, ada tahapan-tahapan yang harus dilalui. Saya yakin suatu hari, pada waktu yang tepat, kami akan mendapatkan lebih dari juara harapan asalkan kita terus berjuang, tidak pernah putus asa dan selalu berdo’a.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Alloh swt. yang telah memberikan saya kesempatan mendapatkan pengalaman berharga yang indah ini. Terima kasih kepada Mamah yang selalu mendukung dan mendo’akan saya di setiap langkah saya. Terima kasih kepada guru-guru pembina yang telah memberikan saya bimbingan selama ini. Terima kasih kepada rekan se-tim saya yang telah bekerja sama. Dan semuanya yang telah memberikan dukungan dan do’anya.
NB : Prestasi pertama saya di SMA ini, khusus saya berikan untuk almarhum papah tercinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar