Social Icons

Pages

28 Mei 2017

Clinical Year : Outer Circle (part 1)

Hallooo… Ini adalah postingan pertama setelah 2 tahun lebih tidak pernah menulis blog. Bukan karena terlalu sibuk dengan dunia klinik/koas, tapi saya memang sengaja untuk menceritakan dunia klinik setelah saya benar-benar selesai supaya dunia koas FKG yang saya ceritakan bukan curcol dan keluh kesah semata. Wisuda S1 yang penuh euphoria di hari Sabtu sore menyisipkan rasa was-was karena harus menghadapi hari koas pertama pada hari Senin pagi. Bahkan salah satu kelompok  setelah wisuda berakhir hari itu juga menjadi hari pertama koasnya karena harus langsung jaga IGD.

Kelompok koas saya adalah kelompok F, kami sebut dengan Fteam atau Foodies. Kami terdiri dari 9 orang dengan 1 orang laki-laki dan sisanya perempuan. Yups, namanya juga fakultas kelebihan gadis. Fteam adalah kelompok terbaik dan terkompak yang pernah saya miliki. Yaa.. saya memang tidak punya kelompok koas lain, but I couldn't ask for better team than Fteam.

Perjalanan koas saya dimulai dengan lingkar luar stase kesehatan masyarakat. Fteam ditempatkan di Puskesmas Serpong 2 namun kami tinggal di asrama dekat Puskesmas Serpong 1, seminggu empat hari dari Senin sampai  Kamis. Hal yang kami kerjakan selama enam minggu di stase ini adalah survey, melaksanakan program yang telah direncanakan, membantu kegiatan puskesmas, membuat laporan-laporan, makan tiga kali sehari, tidur siang, panen pohon rambutan di halaman asrama terus rambutannya dimakan rame-rame. Di stase ini gizi kami sangat berkecukupan, masakan bibi asrama mantap enaknya, apalagi masakan iganya jempol. Di awal minggu yang kita rapatkan sekelompok bukan mengenai program dll tapi tentang menu masakan apa yang mau kita makan seminggu ke depan. Dasar kelompok tukang makan. Stase ini memuaskan diri makan menampung energi untuk menghadapi stase berikutnya yang membutuhkan stamina yang kuat dan tahan banting. Oh iya bibi yang masak punya anak namanya Sulthon, anaknya lucu. Dia suka ngintip-ngintip ke jendela sambil manggil “oy oy oy” dengan nada menggemaskan, kayaknya sih ngajak main bareng tapi kalau disamperin malah lari kabur. Menurut cerita, asrama Serpong itu angker. Untungnya saya dengar cerita itu setelah melewati stase, dan selama tinggal di sana kami sekelompok tidak mengalami hal-hal yang aneh atau menyeramkan.

Fteam

Stase selanjutnya adalah pedodonsia regular, sebutan untuk anak stase karena nantinya jika saat regular requirement tidak selesai maka harus kembali lagi menjadi anak tambahan. Saat regular banyak sekali hutang yang harus diselesaikan ditambahan termasuk dua pasien holistik yang belum selesai, dan saya mendapatkan tambahan 1 tahun lebih kemudian. Pedo adalah stase paling drama, banyak tawa dan canda karena tingkah lucu pasien anak tapi juga banyak sedih dan tangis karena tingkah menyebalkannya. Sampai pertengahan stase saya hanya punya satu pasien yaitu Madina, pasien holistik 1, anak blasteran yang katanya kakeknya orang Jerman ini adalah sebab tangisan saya untuk pertama dan terakhir kalinya selama koas. Merasa putus asa karena bingung anak ini tidak mau buka mulut untuk dirawat, saya menelepon mamah karena sudah bingung harus melakukan apa. Alhamdulillah the power of emak-emak kayaknya, mamah bisa membujuk Madin supaya mau buka mulut, dan setelah banyak sekali drama dalam merawat anak ini akhirnya perawatan Madin selesai di tambahan pertama. Di minggu-minggu akhir stase saya baru mendapatkan pasien holistik 2 dan pasien pedo terfavorit, yaitu Uya, anak ganteng kalem super kooperatif. Perawatan Uya juga selesai di tambahan pertama. Requirement pedo masih sisa cukup banyak tapi saya harus menyelesaikannya di tambahan kedua jika ingin ikut UKMP2DG periode II 2017 akhir april. Saya benar-benar push until limit agar semuanya selesai. Dan alhamdulillah di tambahan kedua pedo bisa selesai sesuai target.

Madin, pasien terdrama

Uya, pasien terfavorit

Sebenarnya bukan suatu hal yang tidak mungkin requirement pedo bisa selesai pada stase dan tidak perlu tambahan, tapi hanya sedikit orang saja yang bisa. Diperlukan gerak cepat dalam perawatan, pasien anak yang dibawa anteng dan tidak rewel, dan fasilitas antar jemput pasien anak. Sebagai anak rantau saya tidak punya fasilitas antar jemput pasien anak, ini yang menyebabkan stase pedo melelahkan dan menguras energi karena mesti jemput pasien, antri izin kerja ke dosen, melakukan perawatan, antri acc, ngasuh selama di klinik, antar pasien pulang ke rumah, terus selesai semuanya operator tepar. Jadi paling sehari bawa 2 pasien. Mungkin bisa bawa 3 pasien tapi pasti ngos-ngosan. Sebenarnya ada beberapa tukang ojek terpercaya yang bisa antar jemput pasien anak, tapi saya lebih memilih untuk antar jemput sendiri karena orang tua anak telah memberikan kepercayaan kepada saya dan saya harus bertanggung jawab atas keselamatan mereka, jadi saya harus melihat sendiri anak ini dijemput dan diantarkan dalam keadaan sehat dan selamat. Keuntungan pasien anak diantar jemput, operator tinggal duduk cantik di DU, energinya tidak habis untuk bola-balik panas-panasan naik ojek atau bajaj.

Stase ketiga adalah stase penyakit mulut. Di stase ini seperti perkuliahan karena kerjanya membuat ppt, diskusi materi, diskusi kasus, dan laporan kasus. Seminggu sekali atau dua kali bergilir pergi ke RSCM poli penyakit mulut. Di stase ini tidak banyak menguras energi tapi cukup memeras otak untuk belajar menghafal jenis-jenis lesi, etiologi, faktor predisposisi, diagnosis, diagnosis banding sampai rencana perawatan dan obat-obatan. Oh iya, Fteam kedatangan anggota baru, yaitu Maya angkatan 2010. Di stase ini kami belum akrab karena masih canggung, tapi di stase berikutnya kami menjadi sangat akrab.

Stase berikutnya adalah stase bedah mulut.

To be continued………

1 komentar:

  1. kak kalo boleh tau, sebagai anak rantau bagaimana cara kakak memaksimalkan koas kak terutama pada stase pedo membutuhkan antar jemput,apakah kakak menjemput mereka menggunakan bajaj/grab hingga ke rs kemudian mengantarkan kembali spt itu setiap hari? trims

    BalasHapus