Hallooo… Ini adalah postingan pertama setelah 2 tahun lebih
tidak pernah menulis blog. Bukan karena terlalu sibuk dengan dunia klinik/koas,
tapi saya memang sengaja untuk menceritakan dunia klinik setelah saya
benar-benar selesai supaya dunia koas FKG yang saya ceritakan bukan curcol
dan keluh kesah semata. Wisuda S1 yang penuh euphoria di hari Sabtu sore
menyisipkan rasa was-was karena harus menghadapi hari koas pertama pada hari
Senin pagi. Bahkan salah satu kelompok
setelah wisuda berakhir hari itu juga menjadi hari pertama koasnya
karena harus langsung jaga IGD.
Kelompok koas saya adalah kelompok F, kami sebut dengan
Fteam atau Foodies. Kami terdiri dari 9 orang dengan 1 orang laki-laki dan
sisanya perempuan. Yups, namanya juga fakultas kelebihan gadis. Fteam adalah
kelompok terbaik dan terkompak yang pernah saya miliki. Yaa.. saya memang tidak
punya kelompok koas lain, but I couldn't ask for better team than Fteam.
Perjalanan koas saya dimulai dengan lingkar luar stase kesehatan
masyarakat. Fteam ditempatkan di Puskesmas Serpong 2 namun kami tinggal di
asrama dekat Puskesmas Serpong 1, seminggu empat hari dari Senin sampai Kamis. Hal yang kami kerjakan selama enam minggu
di stase ini adalah survey, melaksanakan program yang telah direncanakan,
membantu kegiatan puskesmas, membuat laporan-laporan, makan tiga kali sehari,
tidur siang, panen pohon rambutan di halaman asrama terus rambutannya dimakan
rame-rame. Di stase ini gizi kami sangat berkecukupan, masakan bibi asrama mantap
enaknya, apalagi masakan iganya jempol. Di awal minggu yang kita rapatkan
sekelompok bukan mengenai program dll tapi tentang menu masakan apa yang mau kita
makan seminggu ke depan. Dasar kelompok tukang makan. Stase ini memuaskan diri
makan menampung energi untuk menghadapi stase berikutnya yang membutuhkan stamina
yang kuat dan tahan banting. Oh iya bibi yang masak punya anak namanya Sulthon,
anaknya lucu. Dia suka ngintip-ngintip ke jendela sambil manggil “oy oy oy”
dengan nada menggemaskan, kayaknya sih ngajak main bareng tapi kalau disamperin
malah lari kabur. Menurut cerita, asrama Serpong itu angker. Untungnya saya
dengar cerita itu setelah melewati stase, dan selama tinggal di sana kami
sekelompok tidak mengalami hal-hal yang aneh atau menyeramkan.
Fteam |
Stase selanjutnya adalah pedodonsia regular, sebutan untuk
anak stase karena nantinya jika saat regular requirement tidak selesai maka
harus kembali lagi menjadi anak tambahan. Saat regular banyak sekali hutang
yang harus diselesaikan ditambahan termasuk dua pasien holistik yang belum
selesai, dan saya mendapatkan tambahan 1 tahun lebih kemudian. Pedo adalah
stase paling drama, banyak tawa dan canda karena tingkah lucu pasien anak tapi
juga banyak sedih dan tangis karena tingkah menyebalkannya. Sampai pertengahan
stase saya hanya punya satu pasien yaitu Madina, pasien holistik 1, anak
blasteran yang katanya kakeknya orang Jerman ini adalah sebab tangisan saya untuk
pertama dan terakhir kalinya selama koas. Merasa putus asa karena bingung anak
ini tidak mau buka mulut untuk dirawat, saya menelepon mamah karena sudah
bingung harus melakukan apa. Alhamdulillah the power of emak-emak kayaknya,
mamah bisa membujuk Madin supaya mau buka mulut, dan setelah banyak sekali
drama dalam merawat anak ini akhirnya perawatan Madin selesai di tambahan pertama.
Di minggu-minggu akhir stase saya baru mendapatkan pasien holistik 2 dan pasien
pedo terfavorit, yaitu Uya, anak ganteng kalem super kooperatif. Perawatan Uya
juga selesai di tambahan pertama. Requirement pedo masih sisa cukup banyak tapi
saya harus menyelesaikannya di tambahan kedua jika ingin ikut UKMP2DG periode
II 2017 akhir april. Saya benar-benar push until limit agar semuanya selesai.
Dan alhamdulillah di tambahan kedua pedo bisa selesai sesuai target.
Madin, pasien terdrama |
![]() |
Uya, pasien terfavorit |
Sebenarnya bukan suatu hal yang tidak mungkin requirement
pedo bisa selesai pada stase dan tidak perlu tambahan, tapi hanya sedikit orang saja yang bisa. Diperlukan gerak cepat dalam perawatan, pasien anak yang
dibawa anteng dan tidak rewel, dan fasilitas antar jemput pasien anak. Sebagai
anak rantau saya tidak punya fasilitas antar jemput pasien anak, ini yang
menyebabkan stase pedo melelahkan dan menguras energi karena mesti jemput
pasien, antri izin kerja ke dosen, melakukan perawatan, antri acc, ngasuh
selama di klinik, antar pasien pulang ke rumah, terus selesai semuanya operator
tepar. Jadi paling sehari bawa 2 pasien. Mungkin bisa bawa 3 pasien tapi pasti ngos-ngosan. Sebenarnya ada beberapa tukang ojek terpercaya yang bisa antar jemput
pasien anak, tapi saya lebih memilih untuk antar jemput sendiri karena orang tua
anak telah memberikan kepercayaan kepada saya dan saya harus bertanggung jawab
atas keselamatan mereka, jadi saya harus melihat sendiri anak ini dijemput dan
diantarkan dalam keadaan sehat dan selamat. Keuntungan pasien anak diantar jemput,
operator tinggal duduk cantik di DU, energinya tidak habis untuk bola-balik panas-panasan
naik ojek atau bajaj.
Stase ketiga adalah stase penyakit mulut. Di stase ini seperti
perkuliahan karena kerjanya membuat ppt, diskusi materi, diskusi kasus, dan
laporan kasus. Seminggu sekali atau dua kali bergilir pergi ke RSCM poli
penyakit mulut. Di stase ini tidak banyak menguras energi tapi cukup memeras
otak untuk belajar menghafal jenis-jenis lesi, etiologi, faktor predisposisi,
diagnosis, diagnosis banding sampai rencana perawatan dan obat-obatan. Oh iya,
Fteam kedatangan anggota baru, yaitu Maya angkatan 2010. Di stase ini kami
belum akrab karena masih canggung, tapi di stase berikutnya kami menjadi sangat
akrab.
Stase berikutnya adalah stase bedah mulut.
To be continued………
kak kalo boleh tau, sebagai anak rantau bagaimana cara kakak memaksimalkan koas kak terutama pada stase pedo membutuhkan antar jemput,apakah kakak menjemput mereka menggunakan bajaj/grab hingga ke rs kemudian mengantarkan kembali spt itu setiap hari? trims
BalasHapus