Memasuki lingkar dalam
berarti dimulailah perjuangan yang sesungguhnya, harus sungguh-sungguh
berjuang. Setiap koas FKG pasti faham betapa butuh lebih dari berjuang untuk
menyelesaikan semua requirement.
Berkorban, mungkin itu kata yang tepat menggambarkan kehidupan koas FKG. Berkorban
waktu yang dihabiskan mencari pasien yang sesuai kasus atau menunggu dosen
untuk acc. Berkorban uang yang dikeluarkan membeli alat-alat klinik atau
membayar perawatan dan ongkos pasien. Berkorban perasaan karena kerjaan klinik
tidak di acc dosen atau pasien yang sudah janjian tapi tiba-tiba batal datang. Begitulah
kira-kira cerita dari kakak senior yang sering aku dengar ketika pre-klinik. Kalau
dijabarkan terlihat berat, setelah
dijalani sendiri yaa memang benar-benar amat sangat berat sekali. Tapi, semua
itu pasti akan berakhir manis, maka jalani saja. Ada yang berhasil melalui
semua hanya dalam waktu 1 tahun, mungkin ada pula yang berhasil melaluinya hingga
4 tahun lebih. Bukan masalah berapa lama perjuangan kita, yang terpenting
adalah berhasil memperjuangkan impian dan menyelesaikan apa yang telah kita
mulai.
Teman seperjuangan FKG UI 2011 dan dosen terfavorit drg. Sigit, Sp.Ort |
Klinik integrasi
adalah tempat perjuangan untuk memperoleh gelar dokter gigi. Berapa lama berada
di klinik integrasi? Sampai mendapatkan gelar dokter gigi atau sampai berubah
pikiran kalau FKG itu bukan jalannya lagi. Teman-teman sering memplesetkan
klinik integrasi sebagai arena Hunger Games.
Kalau di Hunger Games berusaha sekuat
mungkin agar tetap bertahan di arena, kalau di klinik integrasi berusaha sekuat
mungkin menyelesaikan requirement agar segera keluar dari arena. Layaknya Hunger Games yang asli, terkadang orang
sampai sikut-sikutan, tapi sebaiknya jangan diikuti.
Di klinik integrasi
harus menyelesaikan requirement dari
departemen periodonsia, ortodonsia, bedah mulut, peyakit mulut, radiologi, konservasi
gigi, dan prostodonsia. Setiap departemen punya kemudahan dan kesulitannya
tersendiri. Karena ini klinik integrasi, jadi tidak ada tenggat waktu dalam
menyelesaikan satu departemen, semua berjalan bersamaan. Ada saja yang
tertinggal satu atau dua departemen yang belum selesai, sementara departemen
lain sudah selesai dan ujian. Jadi sangat butuh strategi agar requirement semua departemen dapat selesai
beriringan dan cepat.
![]() |
Prosthodontic: Dental Bridge |
Conservative dentistry and Prosthodontic |
Endodontic |
Oral Surgery: Odontectomy |
Keberhasilan koas FKG
di klinik intergrasi itu bergantung pada 5 hal
Pertama: Pasien
Koas FKG harus
menyelesaikan requirement kasus-kasus
tertentu, jadi harus punya pasien sesuai kasus yang dibutuhkan. Beberapa pasien
ada yang datang sendiri ke rumah sakit gigi dan mulut. Namun karena kesadaran
tentang kesehatan gigi dan mulut yang masih rendah sehingga beberapa kasus
sulit ditemui dari pasien yang datang, jadi tetap harus mencari pasien sendiri.
Setelah mendapatkan pasien yang sesuai kasus, membina pasien pun memiliki
kesulitan tersendiri. Ada pasien yang koopertif yang pasti menjadi idaman
setiap koas FKG dan ada yang bikin kesel sampai ubun-ubun karena susah datang, atau
tiba-tiba kabur di tengah perawatan, sampai membatalkan janji satu jam sebelum
perawatan.
Kedua: Dosen
Sama halnya seperti
guru di sekolah, dosen ada yang baik, mudah ditemui dan baik kalau acc kasus
atau kerjaan. Ada juga yang susah ditemui karena sibuk dan susah juga kalau acc
kasus atau kerjaan.
Ketiga: Dental Unit
Dental unit merupakan
alat tempur saat koas dan menjadi alasan terjadinya pertempuran antar anak koas
gara-gara perebutan DU karena terbatasnya jumlah DU yang ada. Satu DU untuk
digunakan dua orang koas, jadi sehari hanya bisa 1 shift kerja. Kalau mau kerja
long shift mesti beli DU punya teman yang nantinya tentu harus dibayar atau ada
aja sih yang nyolong-nyolong aja pakai punya orang, ingat Hunger Games tadi kan, inilah salah satu yang dimaksud. Shift DU
harus dicocokkan antara jadwal pasien, dosen, dan kita. Mungkin di universitas
lain satu DU ada yang untuk digunakan sampai 4 orang koas, lebih pusing lagi
menyocokkan jadwal dan lebih sengit lagi pertempurannya.
Keempat: Diri sendiri
Kesiapan diri sendiri
sangat penting. Sebelum kerja pasien harus belajar, wajib! Karena kadang
sebelum diizinkan kerja, koas ditanya-tanya dulu oleh dosen. Pertanyaannya
mungkin sekedar cara melakukan perawatan atau mungkin sampai hal yang detail
dan mendalam. Walaupun misalkan dosen tidak menanyakan apa-apa dan langsung
mengizinkan kerja, tetap kita mesti belajar, kan yang mau kita kerjakan lakukan
perawatan adalah manusia, bukan phantom lagi seperti waktu praktikum.
Kelima: Keberuntungan
/ takdir
Ada pepatah orang
bodoh kalah oleh orang pintar, orang pintar kalah oleh orang beruntung. Di atas
segala persiapan yang matang dari empat hal tadi, tidak bisa dipungkiri memang
keberuntungan adalah kunci mulusnya perjuangan koas. Karena pasti ada aja orang
yang dia nggak pernah blusukan cari pasien tapi kasus pasien yang dia punya di
acc dosen, belajar seadanya terus nggak ditanya macem-macem sama dosen, dan
setiap kerjaan kliniknya mulus di acc terus, yaa hoki. Tapi hanya mengandalkan
keberuntungan saja tentunya langkah yang tidak benar juga. Intinya harus
ikhtiar yang sungguh-sungguh dan terus berdoa agar semua dimudahkan dan
dilancarkan.
Iyaaa... koas FKG itu
memang susah. Jadi tolong jangan meremehkan FKG yang katanya hanya mempelajari
gigi dan mulut. Koasnya tidak kalah bikin stress juga kan, mesti mengatur
sedemikian rupa sehingga kelima hal tadi selaras. Setiap jurusan dan fakultas
punya kesulitan dan tantangan masing-masing tentunya.
Selama koas pasti ada
masa up and down. Survival kits seperti orang tua yang
selalu mendoakan dan teman-teman yang selalu membantu dan menyemangati, sangat
penting selama koas untuk menjaga agar semangat tetap terjaga. Jujur sempat
mikir salah jurusan nih... sering banget. Tapi selama menjalani semua ini
terasa enjoy dan suka-suka aja.
Selalu menanamkan ini dalam diri: perjuangan perihnya koas cuma sebentar, cepat
atau lambat semua pasti akan berakhir, dan manisnya hasil perjuangan akan
dinikmati seumur hidup :)
Bagus bgt cerita pengalamannya kak,sering2 ya kak
BalasHapus