The June

Juni adalah bulan dimana Alloh sedang menguji kesabaranku. Alloh menguji seberapa tegarnya diriku. Di bulan Juni, papah ku menginggalkan aku dan mamah ku untuk selama-lamanya. Tak pernah terbayangkan olehku ini akan terjadi begitu cepat. Ini terjadi ketika aku akan melakukan metamorfosis menjadi seorang manusia yang dewasa.



Papahku meninggal sebelum aku sempat puas berbakti kepadanya, memeluknya dan menghabiskan waktu dengannya. Aku memang tidak terlalu terbuka dengan papah, dalam arti tidak semua yang aku inginkan dapat ku sampaikan kepadanya. Tapi dia sangat berarti dalam hidupku. Dia adalah orang yang selalu mengisi tawa hari-hariku yang bosan dan monoton, dia adalah pelerai jika aku dan mamah bertengkar, dia adalah pembelaku, dia adalah pelindungku, dia selalu membantuku jika aku butuh bantuan. Dia adalah seorang ayah yang sangat sempurna bagiku.

Aku rindu memeluknya, aku rindu tertawa dengannya, aku rindu pergi dengannya, aku rindu saat-saat bersamanya. Ingin rasanya aku memutar waktu di saat aku bersamanya. Tapi aku tidak bisa, ini tidak mungkin terjadi. Waktu tidak dapat kembali. Aku hanya bisa berharap bertemu dengannya dalam mimpi. Dan dia memang hadir dalam mimpi-mimpiku. Walau hanya dalam mimpi tapi itu dapat mengobati kerinduanku kepadanya.

Dia memiliki jalannya sendiri, aku hanya bagian dari perjalanan hidupnya yang ditakdirkan menjadi anaknya. Aku sebagai anaknya hanya bisa mendo’akannya di sini, berdo’a agar dia mendapatkan tempat yang baik di sisi Alloh. Insya Alloh dia akan mendapatkan tempat itu, karena dia adalah orang yang baik dan saleh.
Semua orang yang mengenal papahku sangat merasa kehilangan sosoknya, apalagi aku dan mamah. Tapi kita tidak boleh larut dalam kesedihan ini. Karena selalu ada hikmah dibalik setiap kejadian.
Aku yakin, insya Alloh, kita bertiga, aku, mamah, dan papah akan bertemu dan berkumpul lagi di surga milik Alloh. Di sana kita akan berpelukan, tertawa, dan bersama selamanya dan abadi, amiin.